Hendra: Sosok Inovator Sang Petani Muda

By Admin


nusakini.com - Kisah tentang kreatifitas dan inovasi di sektor pertanian memang kerap luput dari sorotan media. Namun semua itu tidak mematahkan semangat para ‘penemu’ serta inovator di ranah ini. Para anak muda yang terpanggil memasuki ‘dunia’ pertanian dan bekerja dalam ‘sunyi’ ini terus saja bergerak meletakkan jejak kreatifitasnya untuk kemuliaan para petani Indonesia.

Namanya Hendra, usianya cukup belia (31 tahun). Namun torehan semangat serta kreatifitasnya bisa menjadi inspirasi besar bagaimana seorang anak muda mampu mengukir sejarah hidupnya dengan demikian cemerlang. Di lahirkan di Balai Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumbar, 12 Agustus 1986, Hendra merupakan potret sosok petani muda kontemporer. Meminjam istilah yang lagi top saat ini, dia merupakan petani muda ‘zaman now’. 

Hendra yang saat ini juga tercatat sebagai pengurus Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) di Sumatera Barat bisa dikatakan merupakan sosok anak muda petani milenial yang paripurna. Pasalnya, dia tidak hanya sekedar menekuni dunia profesi petani, namun lebih dari itu, Hendra menemukan dunia pertanian sebagai kiprah kreatifitasnya sekaligus ajang membangun jiwa enterpreneurnya. 

Kecemerlangannya dalam ilmu teknik diterapkannya untuk merakit berbagai jenis alat mesin sederhana untuk pertanian, semisal mesin pipil jagung serta alat pembasmi gulma. Luar biasanya, karena alat hasil kreatifitasnya ini juga telah dimanfaatkan oleh koleganya, para petani di Sumatera Barat.

Seorang sarjana teknik mesin menjadi seorang petani? Pertanyaan ini sering kali dilontarkan orang ketika menemuinya. Persepsi dunia pertanian Indonesia yang dinilai ‘kampungan’ memang masih banyak mengelayut dalam benak masyarakat kita. Inilah tantangan yang paling memotivasi Hendra untuk membuktikan bahwa sektor pertanian adalah dunia yang sangat menantang, baik dalam sisi keilmuannya maupun dalam sisi profesinya. 

Hasrat dan kedekatannya dengan ranah pertanian memang telah terbangun sejak kecil. Dilahirkan dari keluarga petani menjadikan Hendra demikian lekat dengan dunia ini. Kesenangannya bertani telah ditunjukkan sejak kecil. Bahkan ketika duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), Hendra telah bertani dengan menanam jagung serta menggembala di lahan orang tuanya yang tak begitu besar.

Panggilan jiwa untuk total menekuni profesi petani semakin menggebu ketika Hendra setiap hari bersentuhan dengan petani dengan segala permasalahannya. Rasa prihatin terhadap kehidupan petani kemudian semakin memacu kreatifitas untuk ikut membantu para petani dengan membuat alat-alat pertanian (teknologi tepat guna) seperti alat perontok gabah, caplak, brajang singkong, brajang pakan ternak dan lain-lain.

Keinginannya untuk membantu petani dengan teknologi pertanian sederhana terus tak terbendung. Dengan bekal semangat dia kemudian membangun workshop (bengkel keci) untuk membuat alat teknologi pertanian tepat guna. 

Gayung bersambut. Semangat untuk menjadi petani milenial semakin besar sejak Menteri Pertanian dijabat oleh Andi Amran Sulaiman yang sejak awal memang menunjukkan keberpihakan kuatnya pada petani Indonesia. Terobosan-terobosan Mentan Amran untuk memperkuat produksi serta menggangkat kesejahteraan petani menjadi kobaran semangat Hendra untuk total berkiprah di dunia ini.

Maka ketika, Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan program membangun lahan tidur dengan melibatkan kaum muda, Hendra tak berpikir dua kali untuk ikut bergabung dengan Gerakan Pemuda Tani (Gempita) di Sumatera Barat. Ketelibatan ini membawa Hendra di tahun 2017 hingga saat ini menjadi Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Gempita Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumbar.

Menurut Hendra, sejak Agustus 2017 sampai saat ini, KUB yang dipimpinnya telah menanam jagung di hamparan sekitar 60 ha di berbagi lahan di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumbar.

Sosok anak muda seperti Hendra menjadi salah satu inspirasi yang menjadikan dunia pertanian demikian cemerlang. Anak muda yang mampu membawa pertanian Indonesia menjadi penyanggah utama perekonomian bangsa ke depan. (eg/mk)